Sunday, March 17, 2013

SUSU LAGI, SUSU LAGI


Sekali lagi, para pecandu produk susu mohon tidak memprotes saya. Petikan berikut sepenuhnya saya kutip dari buku *The Microbes Factor: Mukjizat Mikroba* karya Hiromi Shinya, MD. hal. 105-110.

"... Saya telah menulis cukup banyak dlm buku2 saya berbahasa Jepang dan di *The Enzyme Factor* mengenai masalah pd produk susu, terutama bagi bangsa Jepang dan bangsa2 lain yg tidak bisa mengonsumsi susu. Selain intoleransi laktosa, saya jg menemukan makin banyak pasien dgn kerusakan usus besar spt kolitis ulseratif atau penyakit Crohn dan semacamnya, yg 30-40 tahun lalu jarang ditemukan. Mungkin penyakit2 yg tak bisa disebumbuhkan itu terkait dgn konsumsi makanan bersumber hewani spt susu, produk susu, dan daging. Alasan dugaan itu adalah krn sudah banyak kasus redanya gejala ketika pasien mengubah pola makan mereka, tidak lg makan makanan hewani dan beralih ke pola makan yg terdiri atas padi2an tak diolah, sayuran, dan buah.

Selain itu, banyak pula kasus di mana orang2 yg sudah menderita penyakit alergi spt sindrom usus sensitif, sembelit kronis, kotoran berbau sangat busuk, dermatitis atopik, dan semacamnya disarankan untuk mengubah pola makan dr makanan hewani ke makanan nabati, kemudian kondisi usus mereka menjadi baik dan gejala yg mereka alami reda tanpa perlu obat.

Sapi adalah hewan pemakan tumbuhan yg merumput di padang. Tp di peternakan pabrik sapi diberi pakan konsentrat, termasuk padi2an dan kacang2an yg bukan makanan pokok sapi. Agar menghasilkan banyak susu, sapi dimasukkan kandang dan tidak diberi kesempatan gerak badan. Kadang sapi diberi makanan hewani spt tepung ikan atau susu bubuk skim. Boleh dikata itu ibarat memberi makanan berkalori dan berprotein tinggi kpd anak2 yg cuma tinggal di rumah. Jika Anda mencoba berada di posisi mereka, maka Anda bakal berpikir bisa sakit akibat gaya hidup spt itu. Memang jumlah sapi perah yg mengalami berbagai penyakit spt hati berlemak, astatis postpartum, mastitis, gangguan reproduksi, dst telah meningkat dlm 10-15 tahun terakhir. Pergeseran abomasum (salah satu dari empat lambung sapi), satu penyakit khas sapi perah, jg makin sering terjadi.

Spt Anda ketahui, sapi itu binatang pemamah biak dan punya empat lambung. Tiga lambung pertama dianggap berkembang dari kerongkongan. Lambung pertama, yg paling besar, diketahui berfungsi memecah rumput yg sukar dicerna, dibantu mikroorganisme di dlmnya dan fermentasi. Bahan terfermentasi dicerna di lambung keempat, yg mengeluarkan getah lambung, dan kemudian dibawa ke usus. Pergeseran abomasum merujuk kpd penumpukan gas dlm lambung keempat akibat salah cerna di lambung pertama krn terlalu banyak pakan konsentrat. Banyak sapi perah jadi kehilangan selera dan tak mau makan. Jumlah susu yg dihasilkan menurun dan sapi jadi menderita berbagai penyakit kronis. Kadang dilakukan pembedahan ringan untuk mengembalikan keadaan lambung keempat.

Selain itu, sapi perah jg diinseminasi buatan hanya 60 hari setelah melahirkan, selagi masih menghasilkan susu. Sekarang, dg kemajuan teknologi peternakan, 99% sapi betina, termasuk sapi pedaging, menjalani proses inseminasi buatan, kehamilan, dan persalinan. Inseminasi buatan adalah proses biasa yg dianggap wajar oleh peternak susu, tp saya rasa kita hrs mempertanyakan apakah itu praktik yg dpt diterima atau tidak.

Alasan keprihatinan saya atas perkara tsb adalah krn sapi hamil tetap diperah. Kita sudah belajar bahwa susu sapi hamil (susu biasa untuk konsumsi) mengandung banyak hormon betina.

Persoalan hormon betina pd sapi hamil terangkat oleh riset Mr. Akio Sato, profesor kehormatan Universitas/Kolese Kedokteran Yamanashi. Menurut Mr. Sato, ketika sapi hamil, kadar hormon betina (estrogen, progestin) di darah naik dan hormon masuk ke susu. Hormon betina itu tidak rusak krn sterilisasi panas. Dg kata lain, banyak susu di pasar mengandung cukup banyak hormon betina, jauh lebih banyak daripada susu dari sapi yg tak hamil.

Sekarang, populasi orang yg mengonsumsi paling banyak susu adalah anak2 umur 7 sp 14, dan konon tiap anak mengonsumsi 320 ml susu (termasuk produk susu) tiap hari. Telah ditemukan bahwa susu di pasar mengandung 380 pikogram (1 pikogram = 1 per setriliun gram) estron sulfat, sejenis estrogen. Artinya anak2 yg belum mengalami pubertas rata2 sudah mendapat 120 nanogram (120.000 pikogram) estron sulfat. Itu lebih banyak daripada 40-100 nanogram hormon betina (estradiol, estrogen jenis lain lg) yg diproduksi tubuh anak2 itu sendiri sebelum pubertas. Ada sebagian orangtua yg mendorong anak mereka mengonsumsi satu liter susu per hari dg alasan "susu membuat badan sehat". Ketika produk susu spt keju, mentega, krim, yogurt, dan semacamnya dimasukkan jg, jumlah yg dikonsumsi lebih besar lg.

Hormon betina yg terkandung dlm susu dan produk susu berbeda dg zat kimia yg bertindak sbg hormon, atau yg disebut disrupter endokrin. Krn hormon betina sapi tadi adalah hormon betulan, maka pengaruhnya kpd badan jauh lebih kuat. Pendek kata, dg mengonsumsi banyak susu, yg dianggap sangat bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan, anak2 yg belum mengalami pubertas mendapat terlalu banyak hormon betina. Termasuk anak laki2.

Apa pengaruhnya kelebihan hormon betina kpd akalbudi dan tubuh anak? Mr. Sato menunjukkan bahwa anak2 generasi baby boomers (sesudah Perang Dunia II) adalah generasi pertama di Jepang yg diberi susu bahkan sebelum lahir (lewat ibu) dan KEMAMPUAN REPRODUKSI mereka jauh lebih rendah. Contohnya, angka kehamilan pd usia subur (15-45) pd 2004, ketika generasi kedua baby boomer berumur dua puluhan, menunjukkan penurunan 50% dibanding angka kehamilan usia subur pd 1973, sekitar 30 tahun sebelumnya. Kita tak bisa menjelaskan perubahan itu dg sekadar menunjuk kpd perubahan nilai atau makin lambatnya orang menikah. Malah ada masalah ketidaksuburan yg tak wajar, misalnya OLIGOSPERMIA (sperma kurang). Boleh jadi susu bukan satu2nya penyebab segala persoalan itu, tp tak bisa kita sangkal bahwa pola makan gaya Barat yg mencakup susu telah berdampak berupa menurunnya kesuburan.

Selain itu, KANKER PAYUDARA, KANKER PROSTAT, KANKER INDUNG TELUR, KANKER RAHIM, dsb di negara2 maju jg makin banyak ditemui setelah tahun 1940-1950 ketika konsumsi besar2an susu dimulai. Lewat konsultasi pasien yg menghadapi kanker payudara atau kanker prostat, saya telah memastikan bahwa pasien2 tsb mengonsumsu susu, keju, yogurt, dan semacamnya setiap hari.

Saya pikir ilmu gizi masa kini, yg dibangun pd masa pasca-Perang Dunia II, perlu dirombak. Yg sudah saya kerjakan adalah merancang Biozim Shinya, yg didasarkan dp ilmu gizi enzim terbaru. Saya menyarankan metode tsb ke banyak orang, termasuk para pasien yg mendatangi klinik saya. Saya percaya sudah waktunya kita membuat ilmu gizi baru yg mengutamakan kesehatan tiap orang, sepenuhnya bebas dari kepentingan ekonomi produsen pangan. ..."

ULASAN WIED HARRY:
Tak perlu saya ulas lg, krn penjelasannya sudah sangat gamblang. Sekali lg saya TEKANKAN, susu sapi perah segar yg diproduksi dr sapi2 yg dipiara secara alami tidak termasuk dlm diskusi ini. Susu sapi perah segar artinya susu perah yg langsung dikonsumsi dg pemanasan minimal (dipanaskan di atas api kecil-sedang, sp berbuih pd bagian pinggiran susu - tidak sp bergolak mendidih). Pemanasan minimal memperkecil kerusakan enzim susu, yg membantu proses cerna susu itu sendiri.

Tergelitik jg menjawab tudingan "Pak Wied anti-susu dong!". Sama sekali saya tidak anti-susu. Anak2 kami sesekali masih mengonsumsi plain yogurt susu kambing atau bahkan susu bubuk (baik yg diminum langsung maupun dicampurkan ke dlm puding atau adonan kue kesukaan anak2). Tp itu jg belum tentu 3 bulan sekali, jika -dan hanya jika- mereka sedang kepingin saja.


SUSU SAPI & HORMON BETINA


SELAMA ini banyak yang khawatir, terutama klien dan anggota milis, untuk memberikan susu kedelai kepada anak laki-lakinya. Takut nanti anaknya menjadi feminin, karena katanya susu kedelai mengandung hormon perempuan (estrogen). [Faktanya, kedelai memang mengandung hormon estrogen alami alias fitoestrogen. Namun kekhawatiran itu berlebihan, sejauh tidak mengonsumsi produk kedelai secara fanatik dan sangat berlebihan.] Namun anehnya, lha kok ya ndak ada yang memiliki kekhawatiran sama ketika memberikan susu sapi kepada anak laki-laki. Padahal, susu sapi juga sangat banyak mengandung hormon betina.

“… Sapi perah diinseminasi buatan hanya 60 hari sesudah melahirkan, selagi masih menghasilkan susu. Sekarang, dengan kemajuan teknologi peternakan, 99% sapi betina – termasuk sapi pedaging – menjalani proses inseminasi buatan, kehamilan, dan persalinan. Inseminasi buatan adalah proses biasa yang dianggap wajar oleh peternak sapi perah, tapi saya rasa kita harus mempertanyakan apakah itu praktik yang dapat diterima atau tidak.

Alasan keprihatinan saya atas perkara tersebut adalah karena SAPI HAMIL TETAP DIPERAH. Kita sudah belajar bahwa susu sapi hamil (susu biasa untuk konsumsi) mengandung banyak hormon betina.

Persoalan hormon betina pada sapi hamil terangkat oleh riset Mr. Akio Sato, profesor kehormatan Kolese Kedokteran Yamanashi. Menurut Mr. Sato, ketika sapi hamil, kadar hormon betina (estrogen dan progestin) di darah naik dan hormon masuk ke susu. Hormon betina ini tak rusak karena panas sterilisasi (WH: UHT). Dengan kata lain, banyak susu di pasar mengandung cukup banyak hormon betina, jauh lebih banyak daripada susu dari sapi yg tak hamil.

Sekarang, populasi orang yang mengonsumsi paling banyak susu adalah anak-anak usia 7-14 tahun, dan konon tiap anak mengonsumsi 320 ml susu (termasuk produk susu) tiap hari. Telah ditemukan bahwa susu di pasaran mengandung 380 pikogram estron sulfat, sejenis estrogen. Artinya, anak-anak yang belum mengalami pubertas rata-rata sudah mendapatkan 120 nanogram (120.000 pikogram) estron sulfat. Itu lebih banyak daripada 40-100 nanogram hormon betina (estradiol, estrogen jenis lain lagi) yang diproduksi tubuh anak-anak itu sendiri sebelum pubertas. Bahkan, justru ada sebagian orantua yang mendorong anak mereka mengonsumsi 1 liter susu per hari dengan alasan “susu membuat badan sehat”. Ketika produk susu seperti keju, mentega, krim, yogurt, dan semacamnya dimasukkan juga, jumlah hormon betina yang dikonsumsi lebih besar lagi.

Hormon betina yang terkandung dalam susu dan produk susu berbeda dengan zat kimia yang bertindak sebagai hormon, atau yang disebut disrupter endokrin. Karena hormon betina sapi tadi adalah hormon betulan, maka pengaruhnya kepada badan jauh lebih kuat. Pendek kata, dengan mengonsumsi banyak susu – yang dianggap sangat bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan – anak-anak yang belum mengalami pubertas mendapat terlalu banyak hormon betina. Termasuk anak laki-laki.

Apa pengaruhnya kelebihan hormon betina kepada akalbudi dan tubuh anak? Mr. Sato menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir setelah Perang Dunia II adalah generasi pertama di Jepang yang diberi susu, bahkan sejak sebelum lahir (lewat ibu hamil) dan KEMAMPUAN REPRODUKSI mereka jauh lebih rendah. Malah ada masalah ketidaksuburan yang tak wajar, misalnya OLIGOSPERMIA (sperma kurang). Boleh jadi susu bukan satu-satunya penyebab persoalan itu, tapi tak bisa kita sangkal bahwa pola makan gaya Barat yang mencakup susu telah berdampak berupa menurunnya kesuburan.

Selain itu, KANKER PAYUDARA, KANKER PROSTAT, KANKER INDUNG TELUR, KANKER RAHIM, dan sebagainya di negara-negara maju juga makin banyak ditemui setelah tahun 1940-1950 ketika konsumsi besar-besaran susu dan produk susu dimulai. Lewat konsultasi pasien yang menghadapi kanker payudara atau kanker prostat, saya telah memastikan bahwa pasien-pasien tersebut mengonsumsi susu, keju, yogurt, dan semacamnya setiap hari.

Saya pikir ILMU GIZI MASA KINI yang dibangun pada masa pasca-Perang Dunia II, PERLU DIROMBAK. Yang sudah saya kerjakan adalah merancang Biozim Shinya, yg didasarkan pada ilmu gizi enzim terbaru. Saya percaya sudah waktunya kita membuat ilmu gizi baru yang mengutamakan kesehatan tiap orang, SEPENUHNYA BEBAS DARI KEPENTINGAN EKONOMI PRODUSEN PANGAN. …”

[Dikutip dari buku *The Microbes Factor – MUKJIZAT MIKROBA*, Oleh Hiromi Shinya, M.D., Penerbit: Gramedia Pustaka Utama]

***

SUSU SAPI:
DARI SUDUT PANDANG FOOD COMBINING

BANYAK ALASAN mengapa susu sapi tidak cocok untuk manusia.

1. Proporsi protein, lemak, dan karbohidrat yang nyaris sama besar. Artinya ada 3 unsur gizi dominan dalam satu makanan. Sementara pencernaan manusia hanya mampu mencerna makanan yang memiliki satu unsur gizi dominan saja. Dan alam sudah mengatur ASI pun hanya memiliki satu unsur gizi dominan, yaitu karbohidrat.

2. Kadar kasein pada susu sapi yang 300% lebih tinggi daripada kasein dalam ASI. Kasein adalah salah satu protein dalam susu yang kental dan kasar sehingga terlalu berat untuk pencernaan manusia.

3. Hampir separuh populasi manusia di dunia tidak memiliki enzim laktase sejak usia muda sehingga tubuhnya tidak dapat mencerna laktosa atau gula susu sapi. Makanan yang tidak tercerna sebagaimana mestinya akan meninggalkan ampas yang bersifat toksin dan dapat menyebabkan alergi atau diare.

4. Kadar kalsium dan protein dalam susu sapi sama tinggi. Penyerapan kalsium memerlukan protein tetapi tidak sebanyak yang ada di susu. Protein tinggi akan meningkatkan keasaman tubuh dan menyebabkan kalsium rusak.

5. Proses pasteurisasi – terutama dengan UHT (ultra high temperature) – bukan hanya mematikan bakteri, tetapi juga menghancurkan sebagian besar vitamin dan enzim susu.

Saran saya, jika memang harus minum susu, jangan berlebihan. Susu juga bukan superfood. Sama seperti makanan lain, susu juga tidak mempunyai semua zat gizi yang kita butuhkan. Variasikan jenis makanan Anda setiap hari.

Salam FC: Andang Gunawan

[Dikutip dari Majalah NIRMALA Juni 2012, halaman 24]


SUSU FORMULA SEHARUSNYA PAKAI RESEP DOKTER


Sebenarnya setelah berusia 2 tahun, anak tidak membutuhkan susu lagi.
JUM'AT, 11 FEBRUARI 2011, 14:00 WIB
Ita Lismawati F. Malau

SURABAYA POST- Sesuai dengan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) susu berlabel formula itu sebenarnya susu yang dibeli sesuai petunjuk/resep dokter serta tidak bisa dijual bebas.

“Di Indonesia ada susu formula untuk bayi baru lahir sampai orang yang mau meninggal dunia serta dijual bebas tanpa resep dokter. Kalau ada orang WHO ya pasti terkejut,” kata Rizal Altway, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo (RSUD), Jumat 11 Februari 2011.

Dia lantas mengutip aturan lain yang tercantum dalam Peraturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1981 tentang Pemasaran Pengganti ASI. “Di antaranya disebutkan, fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan untuk promosi susu formula atau produk sejenis memajang produk pengganti ASI, serta tidak boleh menerima donasi atau membeli susu formula dengan harga diskon,” terangnya.

Sebenarnya, Indonesia pun memiliki aturan soal pemasaran susu formula ini dalam Surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237 tahun 1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu. Namun, dia menilai pelaksanaan dan pengawasan aturan ini di lapangan kurang maksimal.

Disamping itu, menurut dia, tidak adanya sanksi yang tegas dan jelas soal hal ini membuat produsen susu semakin gencar saja memasarkan produk susunya. “ Lihat saja produk susu formula semakin banyak beredar bebas di masyarakat,” ungkap Rizal.

Ia menjelaskan, sebenarnya setelah berusia 2 tahun, anak tidak membutuhkan susu. Seluruh kecukupan kalori dan nutrisinya diharapkan terpenuhi dari beragam bahan makanan sehat alami yang diberikan kepadanya. “Untuk batita 1-2 tahun, cukup berikan 200 mililiter susu formula (sekitar 50 gram susu bubuk) pada jeda waktu antara makan siang dan makan malam. Anda bisa memberikannya setelah si kecil menghabiskan kudapan sore atau di antara waktu makan siang/malam dan mengudap,” tuturnya.

Rizal mengatakan, orangtua jangan menyerahkan tanggung jawab tumbuh-kembang anak pada susu sapi dengan menempatkan susu sebagai makanan utama penunjang pertumbuhan batita. “Perlakukan susu sama derajatnya dengan makanan bergizi lainnya. Jangan mudah terprovokasi dengan mengikuti anjuran produsen susu agar memberikan susu formula minimum dua gelas per hari pada anak balita (seperti anjuran dalam label kemasan),” saran dokter yang juga penggerak program Inisiasi Menyusui Dini dan ASI eksklusif 2 tahun.

Ketimbang ribut-ribut soal merek susu apa yang terkontaminasi bakteri, Rizal menyarankan masyarakat menyebarkan informasi soal ASI eksklusif 2 tahun. “ Selain lebih sehat ASI juga dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi dan keunggulannya tidak bisa digantikan dengan susu lain,” tuturnya.

Sementara dokter spesialis anak dari Perhimpunan Peritanologi Indonesia, Asti Praborini, mengatakan masyarakat Indonesia salah kaprah dari awal soal penggunaan susu formula. “Ini berawal dari kekurangpahaman, termasuk di kalangan tenaga kesehatan,” ujarnya.

Menurut Asti, sangat wajar bila ASI belum langsung keluar sesaat setelah persalinan sehingga petugas kesehatan segera memberikan susu formula. ”Padahal, sebetulnya tidak perlu demikian,” ujar Asti.

Ia kemudian menjelaskan, saat berada di dalam kandungan, bayi mendapat asupan melalui plasenta sehingga dapat dikatakan lambung berpuasa selama bayi di kandungan. ”Begitu lahir, kapasitas lambung bayi hanya sebesar kelereng. Bayi belum membutuhkan banyak ASI dan umumnya produksi air susu ibu baru melahirkan masih sedikit. Setelah sepuluh hari, kapasitas lambung mulai bertambah menjadi sebesar bola pingpong,” ujarnya.

Terkadang dibutuhkan beberapa hari baru produksi ASI lancar dan memadai jumlahnya. ”Jika ibu terus menyusui sekalipun air susu belum keluar, itu ikut merangsang produksi air susu,” katanya.

Kekhawatiran lain yang menghambat proses menyusui ialah kekhawatiran berat badan bayi turun. “Turunnya berat bayi selama 6-7 hari setelah dilahirkan merupakan hal normal. Pada hari kesepuluh baru berat badan bayi mulai naik,” jelasnya.

Asti berpandangan, sedapat mungkin ibu harus berjuang memberikan ASI bagi bayinya. “ASI tidak hanya mengandung komponen makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, tetapi juga mikronutrien, vitamin, dan mineral. Kekentalan ASI pun sesuai saluran cerna bayi. ASI menyediakan semua yang dibutuhkan bayi pada masa-masa awal kehidupannya.”

Laporan: Nirmala Ali / • VIVAnews

ULASAN WIED HARRY:
Produsen susu formula adalah raksasa bisnis dengan kemampuan finansial hampir tak terbatas. Mereka bisa melakukan promosi dengan cara apa pun untuk merayu konsumen. Bahkan, sampai Pemerintah, dokter, serta ahli gizi pun menyerah - meskipun ada juga sejumlah kecilll dokter dan sejumlah kecilll ahli gizi yang mengabaikan. Karena itu, kita sendirilah yang harus menjadi benteng pertahanan terakhir agar susu formula tidak sampai menjadi “makanan utama” bayi-balita kita. Serahkan kesehatan dan tumbuh-kembang bayi-balita Indonesia hanya kepada ASI dan (setelah bayi berusia 6 bulan) makanan segar alami penuh gizi. Bukan susu formula!


Susu Bukan Minuman Ibu Hamil


Dikutip sesuai aslinya dari buku Sehat Sejati yang Kodrati, Dr. Tan Shot Yen, M.Hum.

KEHAMILAN DAN BERBAGAI MASALAHNYA

"... Susu bukan minuman ibu hamil. Susu adalah tradisi negeri asing yang dibawa perusahaan asing dan menjadikan kita terasing dari alam. Susu yang layak dikonsumsi manusia adalah ASI, hingga usia 2 tahun. Bangsa kita di jaman penjajahan tidak mengenal susu, namun ibu-ibu jaman itu justru air susunya deras bahkan bisa menyusui anaknya yang ke-8! Protein komplet diperoleh dari variasi makanan dalam lauk sehari-hari.

... Makan sehari hingga 5 kali bukanlah dosa. Anda tidak akan jadi gemuk berlebihan, asal paham apa yang dimakan. Buang cemilan yang hanya mengandung gula dan rasa gurih seperti donat, kue, biskuit (walaupun 'gandum' tapi toh tepung juga), apalagi es krim. ..."

ULASAN WIED HARRY:
Kesimpulan saya, susu sapi hanya untuk anak sapi. Jika pun kita perlu (dan hanya jika perlu!) menambahkan susu ke dalam "makanan senang-senang" seperti puding, itu pasti murni hanya untuk kesenangan lidah - bukan dengan maksud untuk diambil manfaat sehatnya.

Selain produk olahan - yang sudah jauh dari kandungan alaminya, sehingga perlu tambahan nutrisi sintetis (antara lain vitamin A, vitamin D, omega 3, dll), produk susu sapi mengandung tiga nutrisi utama sekaligus (karbo, protein, lemak) dalam jumlah sama-sama dominan, yang menjadikan susu sulit dicerna.

Manusia 'wajib' minum susu Ibu hingga usia 2 tahun, sesudahnya tak perlu kepikiran jika tidak minum susu (sapi). Yang penting, mengonsumsi beragam sumber protein alami, termasuk protein nabati - tentu juga beragam bahan pangan lainnya.

Selamat menikmati Selasa bahagia. Salam sehat ...


Siapa bantu pemerintah buat promo makan sehat?


Mau iseng dikit ah. Produsen susu formula punya duit yg banyaaaak banget buat bayar dokter, suster, bidan, psikolog dan siapapun buat bantu promonya.

Tapi siapa yang bisa dibayar pemerintah buat bantu promo makan sehat? Pemerintah gak punya duit banyak euy.
 
Mau tau? belanja iklan susu pada Januari-Maret 2011 sudah mencapai Rp 497 Miliar..itu hanya dalam 3 bulan saja!! 

Tau anggaran pemerintah kita buat perbaikan gizi ibu/anak? hanya Rp 17 Miliar dalam setahun…

South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) sebutkan program gizi negara kita perlu lebih ditingkatkan.
 
Riskesdas 2010 sebutkan gizi kurang masih diderita 6.9% anak Indonesia.

Direktur Bina Gizi Kemenkes sebutkan bahwa perbaikan gizi harus dimulai pada 1000 hari pertama, sejak hamil-anak berusia 2tahun.

Selain kekurangan gizi, permasalahan lain menurut direktur bina gizi kemenkes adalah anak kegemukan atau obesitas.
 
Menurut gue, anak2 gak perlu diajarin minum susu…kebanyakan pasti udah suka deh, rasa coklat dan manis pula J

Ngajarin makan sayur-buah jauh lebih penting…karena kita sendiri sbg orang tua banyak yg gak terbiasa makan sayur-buah.
 
Kalo bukan kita, siapa lagi yg bantu pemerintah promosi makan sayur-buah buat anak2 kita? Produsen susu aja udah masuk ke posyandu.
 
Makan sayur-buah lokal juga membantu banyak petani kita loh..sementara susu hampir 90% kita impor J
 
Udah ah isengnya...berangkat kerja dulu. Permisii gengs.
 
@ira_fitriana ralat sedikit yah, menurut pak brata di tempo.co sebanyak 60% susu Ne**le masih impor, sisanya dari peternak J



Prihatin ke mereka yang masih (mau) jadi korban iklan susu



Prihatin ke mereka yang masih (mau) jadi korban iklan "susu hewan sebagai makanan super" tutup mata dengan fenomena yang ada. 

Makanan cair berbentuk susu adalah kodrat mamalia yang ditentukan siklusnya oleh Tuhan. Siapa yang melawan siklus? Manusia! 

Konyolnya lagi manusia langgar siklus itu dengan mencuri susu milik spesies lain pula. Mengkonsumsi rutin bahkan mengira sehat.

Kalau cerita keburukan susu secara logis ilmiah sih sudah bosen, follower baru sila baca disini erykar.posterous.com tentang#kibulansusu

Intinya, jangan harap anak mau makan penganan sehat kalau perutnya setengah mati mencerna susu yang bukan (lagi) peruntukannya 

Heran dengan ragam penyakit misterius anak? Bila rutin minum susu hewan, daya tahan tubuhnya lemah tersedot sistem cerna merana.
  
Problem auto immune? Mungkin sekali, setiap susu masuk, daya pertahanan tubuh terpancing bekerja. Efektifitas lalu terganggu.


Anak batitanya problem pernafasan parah


Kasihan teman, anak batitanya problem pernafasan parah, ia sedih karena kondisinya kian buruk. Makan tak mau, hanya mau.. Susu!

Dan seperti saya kira, ia tidak bisa menyusui. Sehingga batitanya murni dari lahir hingga kini anak produk susu formula.

Cerita #kibulansusu terlalu jauh untuk logika dia. Baru singgung ketidak sinkronan susu dengan produk super, dia sudah "anak gue makan apa?"

Teman saya sekarang sudah tidak punya rumah lagi. Sudah dijual untuk biaya pengobatan anaknya. I wish she listen more to #kibulansusu.

@erikarlebang lalu utk ibu yg tdk bisa memberi ASI spt "dia", babynya mestinya konsumsi apa?

Pertanyaan klasik yang sepertinya tidak ada jalan keluar. Padahal banyak: 1. Ibunya koreksi pola hidup, terutama makan.

2. Sudah banyak konselor dan yayasan yang siap memberi bantuan dengan berbagai bentuk 

Susu, by Sophie Navita



RT @tania0804: @sophieNavita maaf saya follower baru J mau tanya, kalau susu yg baik untuk consume cereal yg jenis apa? Thanks ;)

Susu, tidak ada yg bagus. First of all, susu is processed. Terakhir kali diperah dari si sapi sampai kita, pasti diproses supaya tahan lama = processed foods.

Second of all, susu mengandung casein, zat yg sulit kita cerna plus dam jumlah tertentu memicu sel2 kanker, selain aflatoxin dalam kacang tanah.

Silakan browsing sendiri, keyword: casein, aflatoxin, The china Study. Karena saya lagi liburan sebentarJ

RT @tania0804: •..Ђαªϑє̲Ñ”̲Å©​​Ñ’​​Ñ’..• bagaimana dengan susu UHT?

Sama aja kan? Susu rumusnya pasti mengandung casein. Dan UHT pasti ada tanggal kadaluarsa. Harus dilimit jumlahnya.Kasian tubuh.

Saya gak larang minum susu loh. Saya hanya bilang susu, sama seperti processed foods lainnya, perlu diperhatikan jumlahnya dlm tubuh.



Friday, March 8, 2013

Akibat Termakan Iklan Susu Ibu Hamil


Lagi melihat contoh anak yang punya masalah kesehatan berkepanjangan pasca ibunya hamil termakan iklan susu ibu hamil
Persis seperti yang diceritakan oleh dokter Hiromi Shinya dan pasangan dokter Robert-Sheldon Young. Eksposure susu berlebihan.
Yang kasihan, si ibu tidak mengerti kenapa anak ini memiliki kondisi kesehatan yang seperti lingkaran setan, tidak berujung 
Semua konsep pengobatan yang terpikirkan sudah diekspose ke sang anak, sistem kedokteran dua negara sudah dicoba 
Apa yang terjadi? Kini sang anak memiliki tubuh yang luar biasa obesitas. Ujung-ujungnya genetika orang tua yang disalahkan.
Waktu bertemu dengan saya pertama kali, si ibu agak kaget karena saya bertanya tentang susu hamil. "Kok kesana?" 
Problem auto immune dan diabetes pada anak adalah salah satu contoh masalah yang marak pasca produk susu muncul tak beraturan.
Dan si anak ibu ini memborong sekaligus dua penyakit tersebut. Pun pengobatan yang dilakukan malah memperparah kondisinya.
Konyolnya logika si ibu malah berkesimpulan "Kalau gitu mestinya gak usah dikasih ASI ya? Langsung sufor aja?" 
"Kan biar anaknya gak kaget, waktu dikandungan ibunya minum susu ibu hamil, pas lahir dia dikasih sufor, kan sama tuh?" My God!
Menyedihkan? Mungkin akibat pendidikan kesehatan yang diberi tidak pada tempatnya. Plus edukasi gencar terkait produk industri.
Akhirnya saya hanya katakan pada sang ibu, saya yakin urusan kesehatan sang anak itu bisa diselesaikan dengan cara sederhana.
Orangtuanya belajar apa itu pola hidup sehat? Apa itu tubuh manusia? Dan apa makanan yang cocok agar tubuh sehat?
Bila itu dilakukan, rangkaian kejar-mengejar dalam lingkaran setan untuk urusan kesehatan ini pasti akan terputus 
Untung si ibu ini ada dalam taraf keluarga berkecukupan. Coba kalau nggak? Apa gak jatuh miskin keluarganya?

Manusia yg 'Bisa' Minum Susu, Bisa Jadi Gennya Bermutasi


·        Budaya yg selalu berubah ikut membentuk evolusi genetik kita, bahkan kadang2 secara langsung dan sangat cepat.

·        Salah satu contoh klasik evolusi genetis karena budaya adalah peningkatan pesat gen manusia untuk mencerna laktosa (susu), dulunya tidak ada.

·        Tanpa gen pencerna laktosa, seseorang akan kesulitan mencerna susu seusai masa bayi. Jika memiliki maka bisa mencerna susu seumur hidup.

·        Hampir tidak ada manusia yg membawa gen pencerna laktosa ini sampai 15.000 thn yg lalu, karena tidak ada manfaatnya.

·        Tentu ada juga manusia yg membawa gen ini sebelum 15.000 thn yg lalu, tapi sedikit. Hanya krn mutasi yg hinggap secara acak.

·        Tapi konstelasi genetik gen pencerna susu berubah ketika petani di Eropa mulai beternak binatang penghasil susu, sekitar 10.000 tahun lalu.

·        Budaya beternak binatang penghasil susu merupakan kebudayaan baru saat itu, memberi akses baru seleksi alam berkembangnya gen pencerna susu.

·        Tersedianya susu sebagai alternatif sumber protein baru yg bisa menolong di musim paceklik ini "memaksa" arah evolusi genetis manusia.

·        Keunggulan untuk bertahan hidup ini dengan cepat menyebarkan gen pencerna susu ke seluruh eropah, meski masih langka di tempat lain.

·        Menyebarnya budaya minum susu ke seluruh dunia, pada akhirnya memacu evolusi genetis gen pencerna susu ini secara cepat.

·        Pada awalnya susu adalah makanan alternatif (bagi orang dewasa) di masa paceklik. Jadi, susu bukan kebutuhan pokok manusia dewasa.

·        @mhkhusyairi sekilas kemarin saya baca di majalah national geographic terbaru, sebenarnya masalah sudah lama dibahas sih.

·        Secara genetis, tubuh manusia dewasa baru mengenal mencerna susu ±10.000 thn lalu. Jadi, kalo ada yg bilang susu menyehatkan, ya nanti dulu.

·        Baca twit dokter @ryuhasan, Org yg 'bisa' minum susu justru gennya bermutasi. Aslinya manusia ya gak bisa cerna laktosa susu.

 ---000---
·        Jangan terpengaruh iklan susu ya tuip, minum susu apapun tidak akan membuat kita jadi lebih sehat...

·        @sudjiwotedjo iki #serius, secara biologis manusia memerlukan susu hanya pada saat bayi, setelah itu kita nggak perlu susu...

·        Manusia dewasa mulai mengkonsumsi susu ternak perah ±10.000 thn lalu, orang2 eropa yg mengenalkan. Sebelumnya tubuh kita nggak kenal susu

·        Secara genetik manusia dewasa tidak punya enzym pencerna laktosa (pengolah susu) sampai 15.000 thn lalu. Budaya yg mendorong mutasi gen kita

·        Orang2 eropa mulai mengenal susu karena mereka mencari sumber makanan alternatif yang tetap tersedia pada masa sulit, musim dingin misalnya

·        Kebiasaan mengkonsumsi susu binatang ternak ini akhirnya menyebar ke seluruh dunia, dan manusia beradaptasi dengan cara mutasi gen

·        Susu sebagai sumber protein alternatif orang dewasa, iya memang benar. Tapi kalo dibilang menyehatkan, ya beda lagi.

·        @68223 minum susu boleh2 saja tapi bukan dengan alasan untuk jadi lebih sehat, ya seperti makan sate kelinci lah :)

·        RT@sraditya@ryuhasan dulu ada slogan 4 sehat 5 sempurna, apakah kurang tepat? | J: Perlu direvisi, tanpa susu bukan berarti tidak sempurna

70% Penduduk Dunia Tidak Dapat Mencernakan Gula Susu, Laktosa


Setelah baca bbrp referensi ttg susu akhirnya saya ngerti apa sih yg ingin @erikarlebang sampaikan sama kita semua :)
Apalagi setelah baca beberapa link, salah satunya m.facebook.com/note.php?not... *harus dibaca sampai akhir!!! Biar ga salah komen* J
Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, Laktosa 
Sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang dewasa, dan BUKAN merupakan sebuah Deficiency (kekurangan)
Mungkin alam berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang salah J
Susu sapi memang diciptakan Tuhan buat diminum, tp tau gak gimana cara manusia buat mendapatkan susu sapi secara berkelanjutan? 
Saya sudah jelaskan secara rinci kenapa susu sapi itu minuman bayi sapi, manusia cukup sesekali saat disuka @dinijuwitasari 
Sapi2 di inseminasi buatan biar hamil n melahirkan berkali2 n langsung dpisahkan dari anaknya sehingga dpt dambil susunya u/ manusia 

Dan para lactose intolerant berat, itu bukan tergolong orang 'cacat', tapi manusia normal, yang beruntung @dinijuwitasari 

@erikarlebang anakku one of them :))

Mulai akan membuat anak suka sama buah :) lbh baik terlambat drpd enggak sama sekali :)

Diabetes Pada Anak


Dr. Oei:

  • Jumlah anak pengidap diabetes (tipe 1&2) di Indonesia naik 400% dalam 5 tahun terakhir - spt biasa pertanyaannya : “kok bisaaa?”
  • Salah satunya: ‘pembiaran’ bayi dapat asupan susu formula, baik karena inisiatif ortunya sendiri atau saran dokter/bidan *duh*
  • Kenapa ‘pembiaran’? Setelah baca & berguru ternyata problem menyusui kalau dikenali, diatasi tepat, gak harus berakhir sufor
  • Terkait diabetes, ada perbedaan nyata antara bayi ASI ke bayi sufor, konsumsi ASI mengurangi resiko kejadian diabetes hingga 60%
  • Simpel, ASI kandung laktosa yang perfectly digestable. Sedang (lactosa) sufor berindeks glikemik 55-69, gula darah melonjak
  • Asupan gula tambahan sufor yang beredar di Indonesia berkisar 25-30% (demi taste enak), lampaui rekomendasi WHO <10% total energi
  • Perlu diwaspadai juga, asupan gula berlebih picu hormon stres (adrenalin, kortisol) bayi/anak jadi lebih gampang rewel/hiperaktif
  • Kalo masih ada yang kekeuh anggap sufor gak akan celakai bayi, please bayangin lagi resiko diabetes + seabrek konsekuensi.
(Source: twitter.com)

Fakta Susu by Zaidul Akbar


Penyerapan pd susu kambing jauh lbh baik dari susu sapi. 
Yg lucunya adl, ada kabar yg menyebutkan anak sapi yg selesai menyusui diberi susu toko atau susu formula, malah jd mati. 
Yah ini sih masih kabar yg blm tentu benar juga, yg jelas bagi ibu2 yah nutrisi itu bukan hany dari susu, banyak nutrisi lain. 
Jika mau minum susu, pilihan terbaik adl susu dari biji2an dan susu kambing. 
Susu yg udah diberi gula lebih parah lagi, gula pasir, la ini malah jadi "racun" bagi tubuh sbnrnya. 
Ketika diberi gula, susu yg tlh mengalami homogenisasi akhirnya menjadi makin asam. 
Ketika makin asam, pastinya tubuh akan ambil kalsium, dari tulang dan gigi. 
Nah lo..ada jg kabar yg menyebutkan tdk boleh campur susu dan ikan..nah..bbrp susu malah dicampur produk ikan disusu tsb. 
Yg penting sih, kembalikan kebentuk dasarnya..kembalikan ke bentuk alami..mau dpt kalsium? Carilah sumber asli alamnya. 
Susu dari biji2an utuh ya, biji kacang ijo, kedele item, kacang merah, gandum utuh
Nah, yg hrs diwaspadai adl bahaya sufor bagi anak2. 
Bagi bayi ya Imun is ASI..kebutuhan nutrisi selama 6 bln, sudah cukup dng ASI. 
Jadi kalo bayi ya, berikan saja Asi 6bulan penuh tanpa perlu apapun lagi..udah cukup itu aja. 
Bbrp penelitian mengenai susu formula pd bayi yg menimbulkan bbg resiko, sdh cukup banyak, krn mmg bayi amat tak cocok dng sufor.

Bifidobacterium


By: @bundapoetri, 2 Dec 12

*geleng-geleng* colek @bundapoetri@bunda_yenni@drtiwi , @aimi_asi@ID_AyahASI apa ya bakteri baik dlm sufor? http://t.co/Er9HXAw6

malah ASI yg full bakteri baik, bifidobacterium spp itu gak ditemukan selain di ASI.

Golongan bifidobacterium itu adl probiotik, ngapain pake sufor kalo di ASI sdh ada.

Jadi inget dulu pas penelitian dibuat puyeng ama si Bifido longum yg susah buanget ditumbuhin, anaerob buanget soalnya.

Mati2an nyegerin, numbuhin dan nyimpen bifido longum ini, harga bakterinya aja mahal, kalo mati wadoh gatot penelitian gue waktu itu.

Muanja pol ni bifido longum, numbuhinnya aja kudu pke alat khusus, anaerobic jar, terus pake gas apa gitu lupa gue biar suasana jadi anaerob gitu deh.

Itu gasnya aja sebiji dulu 40rb, sekali pake bisa abis 8 gas, itu blm perlakuan, masih penyegaran, ya Allah nangis2 darah deh gegara bifido ini.

Makanya kalo ada iklan sufor yg bilang itu susunya mengandung bifido, gue salut deh, gimana mungkin bifidonya hidup kalo suasananya aerob gitu?

Terus ditambahin air panas pas bikin sufornya, ya wassalam aja itu bifido, mati, dulu aja cuma kuat sampe suhu pemanasan 40drajad.




SEMUA makhluk mamalia pasti ada masa penyapihannya


Dear tweeps, berhubung ada beberapa yg nanya ke saya, allow me to make it clear ya: susu sapi tidak haram & tidak ada larangan minum susu sapi :D
Namun, setelah mempertimbangan baik & buruknya, sudah lebih dari 4thn anak2 saya tdk minum susu sapi sebagai panganan wajib yg diidolakan (superfood).
Tapi memang sesekali, masih dong makan es krim, keju, cupcakes, dll...yah, turunan susu sapi hanya sebagai recreational food aja deh...emang enak kok :p
So, setelah menyapih anak dari ASI, silahkan pertimbangkan baik2 based on balanced info apakah mau kasih anak susu sapi atau tidak J
Menurut saya, sekarang ini masyarakat memang terlalu mengidolakan susu sebagai superfood, belum lengkap nutrisinya kalu belum minum susu sapi...ckckckck, plis deh.. :D
Menurut saya lagi, kalau memang susu adalah superfood, tentu susu yg paling bagus utk manusia adalah ASI dong...nah, kalau manusia memang wajib minum susu sampe mati, berarti gak perlu ada batasan usia pemberian ASI dong...!!
Yah, daripada minum susu sapi, kan mendingan minum ASI sampe modyaaar...hehehe :D
Padalah, SEMUA makhluk mamalia pasti ada masa penyapihannya...ya manusia, ya sapi, ya jerapah, ya gajah...artinya apa? #tanyakenapa
Yah, saya sih coba2 pakai akal aja yg mungkin jg terbatas...hehehe, artinya there comes a certain age when we don't NEED to drink milk J
Malah ada yg anggap susu itu "sakti": sakit harus minum susu, keracunan obatnya susu, asma biar sembuh harus minum susu *geleng2 kepala*
Ok, segitu aja deh..I'm no expert on this, cuma sharing my thoughts & experiences...btw, anak2ku are growing up superbly without milk, thank you very much :D
Mia Sutanto (Ketum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Twitter: @miasutanto 

Ini untuk para dokter & orang2 yg meremehkan buku Prof. Hiromi Shinya


Baru ingat, Dr. Hiromi Shinya itu memang memaparkan opini pribadi tentang susu. Tapi hanya di awal-awal bukunya! Itupun logis. 
Nah kalau skeptis dari awal, memang baca buku beliau hanya sekelebatan, ketemu cuma bagian ia bercerita kondisi istri-anaknya. 
Kesannya memang Hiromi hanya bercerita dari sisi pengalaman pribadi, therefore he was judged to tell only his opinion. (lalu nge-judge Hiromi bikin punya hanya krn pendapat pribadi) 
Tapi kalau gak malas dan mau berpikiran terbuka baca bukunya terus. Beliau paparkan efek pengaruh negatif konsumsi susu rutin. 
Secara rinci dan seksama, bahkan dengan logika ilmiah. Beliau juga mendeskripsikan 'terawang' 300.000 lebih isi perut pasiennya. 
"Tidak ada peminum susu hewan rutin yang memiliki dinding usus sehat" ujar beliau. Dinding usus buruk = asal muasal beragam penyakit.
Bahkan hasil teropong kolonoskopi beliau bisa browse di youtube (ada yang punya link-nya), silahkan cari dengan kunci: “Dr Hiromi Shinya -- Colon therapy”.
Nah opini PRIBADI Hiromi Shinya tentang susu (hewan) mana yang dimaksud? Menghakimi tanpa mengetahui acap jadi ajang fitnah.
Hiromi tidak membuat jurnal ilmiah? Kenapa? Dengan ratusan ribu pasien yang tingkat kesembuhan tinggi, ia lebih pilih cara aplikatif. 
Jurnal ilmiah tidak bisa diakses orang banyak, IT DOESN’T SAVE LIFE, IMMEDIATELY. Buku? Lebih aplikatif dan bisa dimanfaatkan umum. 
Jutaan orang telah membaca bukunya dan mengaplikasikannya dengan baik. Banyak sekali orang menjadi sehat mandiri
by Erikar Lebang | Twitter: @erikarlebang