By Erikar Lebang
http://chirpstory.com/li/224290
Ini temen gue bikin ngakak siang-siang. Dia
mau periksa endoskopi dan kolonoskopi. "Dokter gastronya canggih, udah
doktor" bagus lah.
"Gue nanti sore puasa, jadi sekarang
makan banyak-banyak" *disini saya mulai angkat alis*, "Per nanti
sore, harus puasa.." Saya mengangguk.
"Kalau laper cuma boleh minum E*sure..
Supaya sistem cernanya gak keberatan" *disini ketawa saya meledak*. Dapet
salam tuh ahli gastronya!
Hadeuh jelas-jelas produk itu basisnya susu, bagaimana
mungkin susu bisa membuat beban sistem cerna jadi ringan? Parah nih ahli
kesehatannya.
Bicara masalah sederhana aja, gak memberatkan,
kita harus paham fisiologi dulu. Bicara sistem cerna kita ya? Usus semisal,
yang dasar aja.
Bentuknya seperti tabung yang sangat-sangat
panjang. Bahkan kalau dijembrengin (bahasanya aduh) dari kerongkongan ke anus,
bisa 9 meter!
Terowongan itu punya otot yang bergerak
seperti memijat, gunanya supaya yang dimakan, bisa bergerak terus sepanjang
sistem cerna.
Gerak pijat itu biasa disebut dengan istilah
peristaltik', dia bekerja secara otomatis, dan nyaris minim fase istirahat.
Jadi konstan terus.
Logika kerja peristaltik, mirip dengan orang
memijit tube pasta gigi, dari ujung bawah hingga ia 'keluar' di mulut..
Nah idealnya semakin ringan pijatan
peristaltik, semakin ringan juga kerja sistem cerna, tapi makanan tetap
terdorong dengan lancar, tuntas.
Semakin sulit makanan didorong dalam gerakan
peristaltik, semakin berat kerja sistem cerna. Itu salah satu elemen dari
"Beban Sistem Cerna".
Makanan model apa yang menjadi beban sistem
cerna? Makanan yang secara karakter 'mengempis' dan 'berat' saat didorong oleh
gerak peristaltic.
Salah satu karakter makanan yang 'mengempis'
dalam terowongan sistem cerna, adalah makanan yang minim dengan serat. Susah
di-pijat/dorong.
Kalau makanannya mengempis, otot dalam usus
atau terowongan sistem cerna harus menekan lebih 'dalam' sehingga makanan bisa
'tersentuh'.
Ingat saja logika tube pasta gigi tadi, saat
isinya penuh, mudah mengeluarkan isinya di mulut #eh, semakin
sedikit isinya semakin sulit.
Ya logika sama juga dipergunakan dalam sistem
cerna terutama usus.
Udah lewat jam makan siang kan?
Ini contoh terowongan sistem cerna yang
bekerja normal, karena makanannya kaya serat, otot dinding ususnya normal pic.twitter.com/YyV0FF0fJc
Ini contoh otot dinding cerna yang kerja
peristaltiknya berlebihan, ototnya 'kekar', terlalu berat beban hariannya pic.twitter.com/zhl1ll21eR
Ini contoh gerakan peristaltik yang sangat
berat dan membuat otot semakin tebal dan bahkan berpotensi membuat 'luka' pic.twitter.com/vmLx1CpqJI
Nah, susu secara logika, dia hanya cair saat
ia belum masuk tubuh manusia. Selebihnya ia adalah makanan padat, serta
cenderung menggumpal.
Diameternya jauh lebih kecil daripada
terowongan sistem cerna, terutama usus. Logika kerja berat peristaltik otomatis
terjadi di sini.
Jadi jelas dong kenapa saya ketawa keras saat
ahli gastro-nya, yang katanya doktor itu, mengatakan susu makanan yang ringan
untuk pencernaan.