Friday, November 21, 2014

Susu (Hewan), Gak Cocok Dengan Tubuh Manusia



By Erikar Lebang

http://chirpstory.com/li/225362

Susu hewan sih tidak berbahaya, cuma gak cocok dengan tubuh manusia. Kalau mau sehat, konsumsilah segala sesuatu yang cocok. #kibulansusu

Tapi susu hewan jadi berbahaya karena propaganda industri memanfaatkan ketidak tahuan, didoktrinkan sebagai substansi sehat. #KibulanSusu

Jadilah ekspektasi berlebihan terhadap susu, mulai dari makanan sehat, makanan pengganti, makanan darurat sampai suplemen wajib. #KibulanSusu

Karena secara prinsip gak cocok, dan doktrinnya harus dikonsumsi terus menerus, jadilah yang tidak bahaya itu berbahaya. #KibulanSusu

Jadi kalau mau konsumsi susu sesekali, ya boleh-boleh saja. Cuma saja begitu tubuhnya memberi alarm, ya tau diri. #kibulansusu

Alarm tubuh terkait susu, tidak melulu diare atau murus-murus. Sembelit, yang kebalikan, pun bisa jadi wujud alarmnya. #kibulansusu

Sakit kepala menyeluruh/sebelah, lambung bermasalah, sesak napas, lendir kerongkongan berlebih, itu contoh populer alarm tubuh. #kibulansusu

Atau kalau memang sudah punya penyakit degeneratif juga kanker akibat gaya hidup ngawur, ya harus tahu diri. #kibulansusu

Sudah tahu kanker, lalu minum susu? Bayangin ada orang nyiram bensin untuk padamkan kompor terbakar.. Mati gak, blo'on iyah! #kibulansusu

Thursday, November 20, 2014

Susu Akan Memberatkan Kerja Sistem Cerna



By Erikar Lebang

http://chirpstory.com/li/224290

Ini temen gue bikin ngakak siang-siang. Dia mau periksa endoskopi dan kolonoskopi. "Dokter gastronya canggih, udah doktor" bagus lah.

"Gue nanti sore puasa, jadi sekarang makan banyak-banyak" *disini saya mulai angkat alis*, "Per nanti sore, harus puasa.." Saya mengangguk.

"Kalau laper cuma boleh minum E*sure.. Supaya sistem cernanya gak keberatan" *disini ketawa saya meledak*. Dapet salam tuh ahli gastronya!

Hadeuh jelas-jelas produk itu basisnya susu, bagaimana mungkin susu bisa membuat beban sistem cerna jadi ringan? Parah nih ahli kesehatannya.

Bicara masalah sederhana aja, gak memberatkan, kita harus paham fisiologi dulu. Bicara sistem cerna kita ya? Usus semisal, yang dasar aja.

Bentuknya seperti tabung yang sangat-sangat panjang. Bahkan kalau dijembrengin (bahasanya aduh) dari kerongkongan ke anus, bisa 9 meter!

Terowongan itu punya otot yang bergerak seperti memijat, gunanya supaya yang dimakan, bisa bergerak terus sepanjang sistem cerna.

Gerak pijat itu biasa disebut dengan istilah peristaltik', dia bekerja secara otomatis, dan nyaris minim fase istirahat. Jadi konstan terus.

Logika kerja peristaltik, mirip dengan orang memijit tube pasta gigi, dari ujung bawah hingga ia 'keluar' di mulut..

Kalimat terakhir agak aneh ya? #Eh #Abaikan

Nah idealnya semakin ringan pijatan peristaltik, semakin ringan juga kerja sistem cerna, tapi makanan tetap terdorong dengan lancar, tuntas.

Semakin sulit makanan didorong dalam gerakan peristaltik, semakin berat kerja sistem cerna. Itu salah satu elemen dari "Beban Sistem Cerna".

Makanan model apa yang menjadi beban sistem cerna? Makanan yang secara karakter 'mengempis' dan 'berat' saat didorong oleh gerak peristaltic.

Salah satu karakter makanan yang 'mengempis' dalam terowongan sistem cerna, adalah makanan yang minim dengan serat. Susah di-pijat/dorong.

Kalau makanannya mengempis, otot dalam usus atau terowongan sistem cerna harus menekan lebih 'dalam' sehingga makanan bisa 'tersentuh'.

Ingat saja logika tube pasta gigi tadi, saat isinya penuh, mudah mengeluarkan isinya di mulut #eh, semakin sedikit isinya semakin sulit.

Ya logika sama juga dipergunakan dalam sistem cerna terutama usus.
Udah lewat jam makan siang kan?

Ini contoh terowongan sistem cerna yang bekerja normal, karena makanannya kaya serat, otot dinding ususnya normal pic.twitter.com/YyV0FF0fJc

Ini contoh otot dinding cerna yang kerja peristaltiknya berlebihan, ototnya 'kekar', terlalu berat beban hariannya pic.twitter.com/zhl1ll21eR

Ini contoh gerakan peristaltik yang sangat berat dan membuat otot semakin tebal dan bahkan berpotensi membuat 'luka' pic.twitter.com/vmLx1CpqJI

Nah, susu secara logika, dia hanya cair saat ia belum masuk tubuh manusia. Selebihnya ia adalah makanan padat, serta cenderung menggumpal.

Diameternya jauh lebih kecil daripada terowongan sistem cerna, terutama usus. Logika kerja berat peristaltik otomatis terjadi di sini.

Jadi jelas dong kenapa saya ketawa keras saat ahli gastro-nya, yang katanya doktor itu, mengatakan susu makanan yang ringan untuk pencernaan.