Friday, March 8, 2013

An Nahl ; 66


Yang suka ngutip Qur'an An Nahl ; 66, dan menganggap itu legitimasi susu hewan wajib minum, mungkin belajar ngaji gak biasa pake tafsir J
Okay, saya bukan ahli agama, tapi Al Quran turunkan "Iqra" sebagai kata pembuka. Baca-> membaca, belajar alam, ilmu dan lainnya
Belajar pada alam, adalah sesuatu yang diperintahkan Tuhan ke manusia. Orang biasa, melewatkan. Orang yang berpikir, mensyukuri
Dalam kesederhanaan pergantian malam dan siang, orang biasa melewatkan begitu saja. Orang berpikir? Dia kagumi kehebatan Tuhan
Kalimat itu pernah saya baca di surah An Nur (Ayatnya lupa berapa? Ma'ap). Hal sama berlaku disini. Mari kita bahas
Kembali ke surah An Nahl ayat 66, yang sering dianggap 'cap stempel' bahwa Islam 'mewajibkan' susu diminum bagi kesehatan
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi yang meminumnya".
Karena ada kata 'susu', banyak yang mengira fakta susu hewan -utama sapi- tidak baik untuk kesehatan, bertentangan dengan agama
Padahal dibaca ulang lengkap, kalimat ayat tersebut sama sekali tidak menyebutkan manfaat kesehatan dari susu hewan ke manusia
Tapi lebih diarahkan untuk kita mengagumi Tuhan yang sanggup mencipta 'minuman' bersih walau berada di tempat yang kotor
Antara areal penuh darah-kotoran binatang keluar. Tuhan mampu ciptakan 'minuman bersih' yang 'mudah ditelan'. Hebatnya Tuhan!
Jadi bila kita perhatikan sapi, Tuhan bisa beri kita minum, walau tempat keluarnya bukan lokasi ideal, yang bersih mudah telan
Sekali lagi kita diarahkan untuk pahami betapa hebatnya Tuhan, mencipta sesuatu amat rumit sedemikian. Gak akan ada yang mampu
Tapi yang dipergunakan adalah kata 'bersih' & 'mudah telan'. Kalau memang dilegitimasi, kata yang dipakai adalah 'sehat' bukan?
Uniknya lagi, salah satu karakter Al Qur'an adalah sering mengelompokkan beberapa ayat dalam satu surah dengan tujuan tertentu
Hal sama berlaku di An Nahl ini, ayat 65-72, beruntun-runtun menyampaikan konsep serupa. Kehebatan Tuhan dalam 'menciptakan'
Kembali lagi, bisa dilihat bahwa pembahasan yang membawa Qur'an 16;66 seakan mewajibkan susu, adalah 'jauh panggang dari api'
Disana sama sekali tidak dibicarakan susu sebagai komoditas kesehatan. Yang dibicarakan adalah hal lain dan tujuan lain
Seakan Tuhan berkata, ".dari sekian banyak kehebatan dan nikmat yang diberikan, masih ada yang mencoba untuk ingkar?"
Penutup di ayat 72, menegaskan sekali lagi "..maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?"
Secara faktual susu sapi memang bermanfaat, untuk bayi sapi. Pun didisain Tuhan untuk keperluan bayi sapi sesuai porsi & waktu
Manusia bisa 'meminum' susu sapi, dalam takaran, sekedar bisa. Bukan sebagai komoditas kesehatan apalagi terkira diwajibkan
Bila dipaksakan, timbul masalah. Tidak heran, karena takarannya tidak sesuai peruntukan manusia. Ini hukum alam, jangan dilawan
Al Qur'an tidak berlawanan dengan hukum alam. Bila disikapi dan ditafsirkan secara proporsional. Tidak dipaksakan sekehendaknya

No comments:

Post a Comment