Buat follower
lama, ingat cerita saya tentang analogi menggelikan dari seorang yang secara
titel akademis sangat tinggi?
Betapa ia
berusaha koreksi logika "manusia tidak seharusnya ngotot minum sapi karena
anak sapi dewasa pun berhenti minum susu"?
"Bila susu
sapi gak dikonsumsi karena sapi tidak minum berarti kita juga harus berhenti
konsumsi telur ayam, karena ayam gak makan telur"
*hening sejenak*
Coba tolong liat kalimat itu ulang, dan kira-kira logis tidak keluar dari mulut
seorang yang bergelar doktoral?
Kayaknya anak
kecil tahu, beda antara susu dan telur. Susu untuk makanan generasi penerus,
telur untuk 'menjadi' generasi penerus!
Gelar akademik
tinggi menjadi tidak berguna saat apa yang dikeluarkan dari dalam kepala tidak
dipikir masak dan mengacu pada fakta.
Okay, bagaimana
dengan yang ini "Kalau manusia tidak boleh minum susu sapi, kenapa daging
sapi masih terus dimakan?"
Good Lord! *tepok
jidat* Bagi saya kalimat analogi itu sama amburadulnya. Walau tidak sebodoh
analogi asal yang pertama.
How hard for you
to understand? Susu dan daging, walau sama-sama berasal dari sumber yang sama.
Jelas punya struktur yg berbeda.
Apa jadinya
analogi kurang pandai itu kalau saya balik? "ASI berguna untuk bayi. Jadi
daging ibu pun menyehatkan bagi sang bayi?"
Gelar akademis
tinggi, profesi yang melekat, sering menyilaukan dan membuat lupa diri. Banyak
yg alpa merevitalisasi ilmunya.
Gelar tinggi dan
profesi terhormat tidak lindungi komentar kurang pandai yang dilemparkan untuk
suatu hal yang tidak sesuai dengan fakta
Susu hewan itu
buruk untuk manusia. Sepandai apapun orangnya atau ilmu yg dikilahkan pasti
akan berbeda dengan kenyataan alamiah.
So be wise. Learn
always! Jangan pernah menyerahkan kesehatan Anda mentah-mentah kepada pihak
lain. Tanggung jawab ada di kita.
by Erikar Lebang
@erikarlebang
No comments:
Post a Comment